Dentingan Gitar untuk Bumi

Dentingan Gitar untuk BumiArbo Boy - Nada ceria dan melankonis mengalun dari gitar-gitar di panggung Gedung Kesenian Jakarta. Nada yang dipetik para maestro gitar dari beberapa negara itu mengisi acara Indonesia International Earth Concert.

Konser ini digelar 30 Juni-1 Juli serta menyajikan penampilan para maestro gitar yang tampil memamerkan kebolehan memetik dawai. Konser ini sekaligus juga mengajak masyarakat peduli pada Bumi dan lingkungan. Para maestro dan gitaris ini tak sekedar memetik senar gitar, mereka juga ikut menanam pohon untuk membalas budi kepada Bumi.

“Kami ini memakai alat musik dari hutan, memotong pohon untuk ini. Kami bayar utang dengan menanam pohon,” ujar Ully Hary Rusadi, salah satu penggagas acara konser ini, sebelum konser, Sabtu 1 Juli 2012, di Gedung Kesenian Jakarta

Ully mengatakan konser ini diadakan sebagai rangkaian peringatan Hari Bumi yang jatuh pada 22 April, Hari Lingkungan Hidup pada 5 Juni, dan Ulang Tahun Jakarta pada 22 Juni 2012.

Ully bersama Kelompok Nyanyian Alam, Yayasan Garuda Nusantara, Opus 78, dan Hanief Palopo Guitar menggagas konser gitar ini. Beberapa gitaris mancanegara, seperti Leon Koudelak (Republik Ceko), Yutthasak Komjornkijborworn (Thailand), Pongpat Pongpradit (Thailand), Tomonari Arai (Jepang), Christopher Mallett (Amerika Serikat), dan Robert Miller (Amerika Serikat) ikut memeriahkan acara. Maestro dan gitaris asal Indonesia tak mau ketinggalan, seperti Benny M Tanto, Rahmat Raharjo, David Slyvester, Andrew Jonathan, C Raihan Al Bairuni, Zulkifly M Noer, dan Opus 78. Mereka ikut pamer kemampuan.

Para maestro gitar dari mancanegara ini adalah para pemilik dan pengguna gitar buatan Hanief Manopo. Mereka senang bisa memamerkan keahlian memainkan gitar klasik. Hanief pun tergerak untuk mengajak mereka dalam konser. Semula dia pesimistis para maestro ini mau ikut terlibat.

“Kami, kan, memakai alat yang dibuat dari hutan, tapi tidak pernah menanam pohon. Ini ada kesempatan,” ujar Hanief kepada Tempo.

Leon Koudelak yang kini tinggal di Thailand ini merasa senang bisa terlibat. Semula dia tak pernah berpikir tentang konser dan lingkungan. Dia mengatakan konser ini merupakan konser pertama dikaitkan dengan lingkungan. “Saya berharap bisa memberikan sesuatu untuk acara ini, sekaligus mempromosikan gitar klasik,” ujarnya.

Konser gitar ini menampilkan dua tema lagu. Pada hari pertama, Ully bersama Kelompok Alam mengawali dengan lagu bertema lingkungan, kemudian disambung dengan lagu-lagu bertema lagu Latin dan Spanyol. Tak heran jika lagu-lagu yang disajikan sangat kental dengan irama Mediterania.  Meskipun begitu, ada pula beberapa lagu bangsa sendiri yang dikemas cukup apik, seperti lagu Surilang, Kopi Dangdut, Potong Bebek Angsa, Selayang Pandang, dan Spirit Kuda Lumping.

Adapun pada konser hari kedua, para maestro gitar menyajikan lagu-lagu ekstravaganza. Para maestro ini tampil satu persatu dengan lagu-lagu andalan mereka, kecuali Opus 78 yang membawakan lagu secara berkelompok. 

0 komentar: